In Memoriam Mbah Rusmini, Sabtu Pahing 25 Desember 2010.

aku masih ingat,
bagaimana dulu engkau mendongengiku ceritera fabel kelinci mencuri ketimun, emprit dandul, atau buto ijo.
bagaimana dulu engkau mengipasiku kala aku tak bisa tertidur,
bagaimana dulu engkau menyimpankan makanan enak untukku,

aku masih ingat,
bagaimana engkau begitu sabar meladeni cucu-cucumu yang bandel,
memberikan support kala aku terjatuh,
mendengarkan aku dengan seksama dan meneduhkan aku dengan kata-kata lembutmu,
mengusap rambutku kala aku membutuhkan kedamaian,


aku masih ingat,
ketika itu aku memberimu sedikit uang untuk sekedar dibuat berbelanja,
engkau menolak namun ku paksa agar engkau dapat membeli sesuatu yang engkau suka,
dan engkau tersenyum berkaca-kaca,


aku masih ingat,
kala itu engkau dengan tanpa berpikir panjang,
memberiku sedikit uang,
"untuk uang bensin", kata engkau,


aku masih ingat,
dulu aku berkata pada engkau,
"senyum mbah jangan nyaprut aee .... "
engkau tak marah malah membalasnya dengan tawa renyah,


aku masih ingat,
baru kemarin engkau berkata padaku,
"aku ingin camilan kripik singkong",
dan aku mencarikannya untuk engkau,


aku masih ingat,
ketika engkau menyuruhku untuk membelikan makanan ikan,
ketika engkau menyuruhku untuk menziarahi makam kakek,
ketika engkau menyuruhku untuk membelikan popok untuk cicitmu,


aku masih ingat,
waktu itu engkau menasihatiku untuk bersabar,
berkata dengan lembut bahwa kesabaran akan membuahkan hasil yang baik,
dan engkau mencontohkannya dengan sempurna,


mbah, aku cucumu,
yang mungkin tak pernah membuatmu benar-benar bangga,
tapi aku akan terus berupaya untuk itu, mendoakanmu,
karena aku, aku akan menggamitmu untuk memasuki gerbang surga dengan doa-doa yang kupanjatkan untukmu ....


In Memoriam Mbah Rusmini, Sabtu Pahing 25 Desember 2010.