Emancipate yourselves from mental slavery;
None but ourselves can free our mind.
Have no fear for atomic energy,
'Cause none of them-a can-a stop-a the time.
How long shall they kill our prophets,
While we stand aside and look?
Yes, some say it's just a part of it:
We've got to fulfill the book.

Won't you have to sing
These songs of freedom? -
'Cause all I ever had:
Redemption songs ...

Minggu, 26 Desember 2010

In Memoriam Mbah Rusmini, Sabtu Pahing 25 Desember 2010.

aku masih ingat,
bagaimana dulu engkau mendongengiku ceritera fabel kelinci mencuri ketimun, emprit dandul, atau buto ijo.
bagaimana dulu engkau mengipasiku kala aku tak bisa tertidur,
bagaimana dulu engkau menyimpankan makanan enak untukku,

Kamis, 23 Desember 2010

a dark rose and the bleeding hands ...

Wouldn't it be nice if we could wake up
In the morning when the day is new
And after having spent the day together
Hold each other close the whole night through.
i'm trying all my best to show the rainbow,
eventhough you sometimes didn't care about it,
i use my tricks to get your laugh,
eventhough you get mad after it,

Sabtu, 13 November 2010

tersenyumlah ...

aku tersenyum,
bukan hanya untuk kebahagiaan,
tapi juga untuk kesedihan,
karena,
kesedihan hanya ada jika kebahagiaan menyingkir dari pikiran,
begitu pula sebaliknya,
kebahagiaan hanya akan ada apabila tidak ada satu sel pun bibit kesedihan ...

Selasa, 09 November 2010

muara tak terhingga

biarlah arus sungai membawa menuju muara, 
tempat bersemayam di akhir cerita, 
melibas tiap statistik angka, 
dan coretan-coretan kecil mengenai derap gulita, 

Rabu, 03 November 2010

menggummam gumam ..

ini bukan hanya mengenai tentang malam-malam yang sepi, tentang bagaimana bintang berkerlipan merepresentasikan cahaya, ini adalah tentang manusia-manusia yang diombangambingkan dimensi ruang dan waktu, di kala hembusan nikotin melebihi oksigen yang ada dalam paru, dikala ampas kopi menyesaki tiap inchi dari dinding-dinding lambung.

ada kalanya kita terjatuh, dan tangis menemukan ritmenya sendiri, bagai alunan suara musisi di emper pertokoan, ketika itu uluran tangan menjadi sebuah rahmat yang elok tentang sebuah kata yang bernama humanisme, itulah yang menciptakan senyum, senyum yang lepas seperti anak panah yang terlepas dari busurnya.

mitologi dan simbiosis antara kearifan lokal dan alam telah menjadi bagian integral dari sebuah perjalanan peradaban manusia, meski terkadang manusia terlampau curang untuk membinasakan tiap jengkal pertiwi, mengebiri dan menggagahinya dengan mempertuhankan perut, disitu terdapat sebuah jurang dialektik antara penguasa dan yang terkuasai, antara pemilik modal dan yang budak-budak berupah sepiring nasi aking sehari.

racauan ini tak hanya terhenti pada wacana humanisme, tentang bagaimana sebuah empati sosial dapat berimbas pada pencitraan dari partai-partai politik untuk berebut kue kekuasaan, tentang bagaimana memanfaatkan celah kecil pada aspek humanisme untuk mengedepankan keangkuhan mereka sebagai pemilik ide-ide cemerlang untuk menghisap habis kekayaan negeri kolam susu ini.

di dalamnya terdapat racauan tentang bagaimana seharusnya cinta diperlakukan, meski tak ada artikulasi dalam alur cinta, namun itu sanggup menjadi gumaman sarkastik, gurauan sensual dan hasrat yang melebihi apapun, ada kalanya kecemburuan sanggup mengobarkan api yang berasal dari sekam basah, namun jika diolah dengan baik maka hal itu dapat memproduksi sebuah dinamika dalam sebuah kehidupan.

yah, malam ini memang masih ada kelabu yang bersembunyi malu di balik lentera yang dinyalakan oleh petugas keamanan berkumis tebal, meski tak hujan meski tak terdapat tanda-tanda badai dari negeri ufuk timur, barat, selatan dan utara, kemanakah malam ini otakku akan bermuara ??

Sabtu, 23 Oktober 2010

aku ingin masuk kulkas

ini adalah tentang bagaimana rasa kecewa,
memacu motor dengan kecepatan tinggi pun tak mengobatinya,
mendengarkan musik cadas pun hanya sanggup menggesernya,
lantas apa ?

yeah,
hanya mencoba untuk tetap tersenyum memandang hari,
tersenyum dalam tangis,
menangis dalam senyum,

tragis,
adrenalin memuncak tak sanggup dilepaskan,
menjadi sebuah gumaman sarkas di tiap mil,
karena jalanan ini menjadi panas,

aku ingin masuk kulkas,
mendinginkan diri,
barangkali dengan begitu bisa kembali beku,
dan siap membenturkan kakunya diri ke karang hidup ...

Minggu, 03 Oktober 2010

jika saja,

jika saja kamu mengetahui,
bahwa hidupku takkan lama lagi,
pijakan kakiku mulai tak sekuat dulu,


karena aku disini,
menantikan dirimu untuk datang menghampiri,
karena hanya kamu yang sanggup mengobati,


andai saja kamu memahami,
bahwa aku sanggup berjalan melintasi badai,
untuk membawakanmu segaris pelangi,


jika saja kamu mengerti,
bahwa aku mencintai,
bahwa aku tak berarti tanpa dirimu ...

Senin, 26 Juli 2010

Bhinneka Tunggal Ika


Prolog :
Mpu Tantular yang hidup pada abad ke-14 di Majapahit adalah seorang pujangga ternama Sastra Jawa. Ia hidup pada pemerintahan raja Râjasanagara. Ia masih saudara sang raja yaitu keponakannya (bhrâtrâtmaja dalam bahasa Kawi atau bahasa Sansekerta) dan menantu adik wanita sang raja.
Nama “Tantular” terdiri dari dua kata: tan (“tidak”) dan tular (“tular” atau “terpengaruhi”). Artinya ia orangnya ialah “teguh”. Sedangkan kata mpu merupakan gelar dan artinya adalah seorang pandai atau tukang.
Tantular adalah seorang penganut agama Buddha, namun ia orangnya terbuka terhadap agama lainnya, terutama agama Hindu-Siwa. Hal ini bisa terlihat pada dua kakawin atau syairnya yang ternama yaitu kakawin Arjunawijaya dan terutama kakawin Sutasoma. Bahkan salah satu bait dari kakawin Sutasoma ini diambil menjadi motto atau semboyan Republik Indonesia: “Bhinneka Tunggal Ika” atau berbeda-beda namun satu jua
(Sumber :Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.)

Jumat, 16 Juli 2010

apologizing card

i'm waiting your call, don't you know ?
i miss every moments that we've done,
while i sent apologizing card, you have slept,
and i awake all night long,

malam ini ...

masih termangu di pojokan kamar,
beberapa kepul asap dan segelas teh hangat menemani menunggui malam,
jarum jam dengan tanpa bosan terus berputar,
membantuku terjaga sembari membaca kalam, 



Sighh ... (melenguh tanpa henti)

ketika kudapati duri di kaki,
sesak mendesak-desak dalam hati,
getar gemetar tubuh menopang diri,
dan pikiran liar berlari kesana-kemari,

I Wrote You a Future

aku tidak tahu mau menulis apa,
tadinya aku mau membuat sebuah puisi untukmu,
tapi aku tahu itu semua tidak akan cukup menggambarkan keindahanmu,
tapi kini aku hanya menulis kata demi kata yang tidak ada arti ini,

Especially for my Zest

aku mengubur masa laluku dalam-dalam,
dalam keheningan malam, rentetan tangisan,
doaku yang terbaik untuk yang aku tinggalkan,
itu semua kini hanya kenangan,


Sajak Perlawanan

kau yang terpilih, kau hanguskan yang bukan,
kau yang suci, kau najiskan yang lain,
kau yang kuasa, kau perbudak bawahan,
kau yang benar, mempersalahkan perbedaan,

Senin, 05 Juli 2010

Mitologi Nordik




Mitologi Nordik.
Mitologi Nordik (bahasa Inggris: “Norse Mythology”, Norþ: utara) merupakan kepercayaan masyarakat Eropa utara (negara Denmark, Norwegia, Islandia dan Swedia) sebelum kedatangan agama Kristen. Kepercayaan dan legenda ini menyebar ke negara-negara Eropa utara lain, termasuk Islandia yang memiliki sumber-sumber mitologi tersebut.
Mitologi tersebut merupakan kumpulan dari kepercayaan kuno orang-orang Eropa utara yang berisi kisah-kisah tentang makhluk supernatural, kosmologi, dan mitos-mitos lainnya yang ditulis berbentuk puisi atau prosa dan terangkum dalam Edda. Mitologi tersebut ditulis sebelum dan setelah kedatangan agama Kristen di Eropa utara.
Dalam cerita rakyat Skandinavia, mitologi tersebut masih bertahan, dan di daerah pedesaan, tradisi-tradisi kuno tersebut masih tampak sampai sekarang. Mitologi tersebut juga memberi pengaruh dan inspirasi dalam kesusastraan zaman sekarang.

Jumat, 07 Mei 2010

Teologi Pembebasan

Pengantar

Berbicara tentang teologi pembebasan dalam diskusi-diskusi resmi atau tak resmi memang terasa problematik. Seringkali diskusi seperti ini dicurigai sebagai gerakan pemikiran kekiri-kirian yang diasosiasikan dengan pendukung “komunisme” atau dianggap menyebarkan pemikiran subversif. (khususnya pada era Orde Baru lalu). Setelah Orba jatuh dan kebebasan berpikir mulai terbuka diskusi semacam ini juga dianggap tabu dan dipandang dengan mata sinis oleh sebagian kalangan.

Rupanya persepsi itu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya kesalahpahaman mengenai term teologi pembebasan (liberation theology) itu sendiri. Kedua, karena teologi pembebasan adalah terminologi yang lahir dari tradisi Kristiani, khususnya di Amerika Latin, dan tidak pernah dikenal secara eksplisit dalam khazanah pemikiran Islam. Dan ketiga, karena teologi pembebasan sedikit banyak diinspirasikan oleh ideologi kiri dari pemikiran Marxisme yang dalam sejarah perpolitikan Indonesia dianggap memiliki cacat yang tak termaafkan setelah peristiwa G 30 S.

Tulisan reflektif ini dimaksudkan untuk sedikitnya mengklarifikasikan asumsi-asumsi yang menjadi keberatan berbagai kalangan terhadap wacana teologi pembebasan. Dan untuk tujuan ini saya berusaha menyelami sejarah sekaligus menemukan makna dan signifikansi teologi pembebasan bagi pemahaman keagamaan kita ke arah pengertian yang lebih transformatif, rasional dan fungsional.

Sabtu, 03 April 2010

Mimpi Jelata Negeri Ini


    * Bab 1
      bayangan-bayangan sedih itu selalu muncul dalam mimpiku...
      menghantuiku.
      seakan tak ingin lepas dariku.
      dan aku terjaga di dibawah keputusasaan....

Sendu Mistis ...

  
    * sendu mistis...
      senja di balik bayangan jati
      yang berterbangan daun-daun kering
      dihembuskan angin dingin menusuk tulang...

Maafkan aku .....

* Maafkan aku matahari karena tak pernah ku memujimu seindah ini.
      Maafkan aku rembulan karena tak pernah ku menemanimu hingga tergelincir pada esok pagi.
      Maafkan aku para bintang karena tak pernah ku menyimpanmu dalam hati ini.
      Maafkan aku wahai segenap mahkluk di semesta alam.....

Menjadi Minoritas ...

menjadi minoritas itu bukan kesialan tapi merupakan sebuah keistimewaan
menjadi minoritas akan membuatmu kuat di terpaan badai
menjadi minoritas adalah pilihan hidup pada petualang penggempur tiran
menjadi minoritas membakar batas-batas siksa terhadap nurani

Perjuangan tanpa kelas

* perjuangan tanpa klas
      kesedihan yang terselip diantara jas
      menanti takut akan gembel-gembel yang berlari kencang
      ke arah mereka, mencoba menghadang

kau adalah bidadari pagiku ...

    * kau yang selama ini menggugah alam bawah sadarku....
      membunuhku dikala sendu....
      meratapiku saat ku hidup tersipu....
      menampar keras wajahku dengan celoteh-celotehmu...

mawar itu kamu

    * kemarin sekuntum mawar itu merekah
      bertebar jiwa-jiwa pasrah
      yang hanya mampu memandanginya sedekat galah
      dan saling mengalah...

Rinduku akan membawaku padamu

Pergi saja bawa dendammu,
      jangan ambil mimpi jiwaku
      Biarkan rinduku tunjukan arah,
      jalan terjal yang kau daki

Jumat, 02 April 2010

Beberapa Bab Tentang Hidup ...

Chapter 1
aku yang terlena ataukah kamu yang terlalu menganggapku sempurna?
mengapa di tiap detik yang seiring bertalu dengan rebahnya diriku menjadikanku lebih bergairah menantang maut, melintasi waktu?
kau mungkin yang tak akan pernah mengerti mengapa aku berbuat kekejaman pada diriku perihal pembunuhan identitas anak rumahanku ini.....

Perjuangan


jika sedemikian rupa telah menjadi
mencipta menolak tunduk
hingga kala terbentang di parit penuh isi
kami mencoba bergerak menolak untuk mati

Kami yakini revolusi


mereka yang bergerak penuh anyir darah
merebak cahya-cahya penerang jalan merah
pejuang-pejuang itu terus berteriak
di jalanan, warung kopi hingga parlemen perak

aku menemukanmu


ketika maghrib menjelang
dan senja yang terlukis megah di ufuk barat
kala matahari tergelincir ke belahan bumi yang lain
dan adzan dari surau sebelah terasa menyejukkan hati

Lawan !

sejarah Indonesia adalah cerita tentang mereka yang berkuasa,
halaman demi halamannya dipenuhi tinta emas,
tanpa menyisakan sedikitpun untuk tinta hitam kelam berjelaga,
ini kisah negara kita yang tenggelam dalam kedzaliman penguasa,

komatitik...

titik memang selalu di belakang koma,
terbelakang bukan berarti tak berarti apa-apa,
karena hanya titik yang memungkasi cerita,
sedang koma hanya menyelanya.

Rabu, 31 Maret 2010

Preambule

Selamat datang pada halaman pertama di catatan yang akan membakar jiwa anda ...