beberapa kepul asap dan segelas teh hangat menemani menunggui malam,
jarum jam dengan tanpa bosan terus berputar,
membantuku terjaga sembari membaca kalam,
ketika semua terpikirkan,
semua membentuk konfigurasi bayangan,
tentangmu,
perihal segala luka yang kugores dahulu,
diam,
tak kubuka katup bibirku yang sedari tadi terkunci rapat,
perasaan ini begitu dalam,
dan tak akan kubayangkan untuk menghilang dalam pekat,
maka aku memohon ampunan,
memanjatkan doa tentang masa depan,
untukmu ... untukku ...
agar tak ada lagi kesumat dalam-dalam,
dan pagi pun mulai menjelang,
embun telah turun menyapa dedaunan,
dan sinar matahari mengingatkanku akan waktu,
itulah waktu ketika aku datang menjumpaimu sayang . . .
Friday, July 9, 2010 at 3:14am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar