ketika kudapati duri di kaki,
sesak mendesak-desak dalam hati,
getar gemetar tubuh menopang diri,
dan pikiran liar berlari kesana-kemari,
kantuk pun tak cukup malam ini,
untuk sekadar mengatupkan mata yang letih,
melebihi derit pintu kamp konsentrasi fasis nazi,
atau dentuman halilintar membisiki bumi,
bola mata hanya menatap tajam ke depan tanpa arti,
terkadang bulu kuduk berdiri,
hingga pagi menyapa hari,
tetap terjaga, tak sanggup mengombinasikan bunga tidur bertajuk mimpi . . .
terjaga sendiri,
tanpa ada yang mengerti,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar