mereka yang bergerak penuh anyir darah
merebak cahya-cahya penerang jalan merah
pejuang-pejuang itu terus berteriak
di jalanan, warung kopi hingga parlemen perak
bukan singgasana dewa yang mereka damba
hanya kebebasan atas tiran, asa mereka
bukan segepok tinja bernama uang yang mereka harap
namun, merekahnya kesejahteraan disemua sisi
merekalah yang patut diberi satya lencana
atas jasa untuk merubah tiap hal yang ada
jika sekarang belum sesuai harapan
jangan salahkan mereka dahulu, ini adalah sebuah proses kehidupan
satu demi satu jiwa terbebas dari kungkungan
dalam sebuah mitos tentang kesejahteraan
dan ritual-ritual yang sedang terjadi
adalah riak kecil dari sebuah revolusi!!!
26-05-2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar